Eropa merupakan kiblat
bagi Negara-negara di seluruh dunia. Begitu pula dengan historiografi di Eropa
yang dianggap sebagai pionir dalam diberlakukannya historiografi di setiap
Negara. Kebudyaan Romawi dan Yunani adalah dua kebudayaan yang merupakan hasil pada
zaman Eropa Kuno. Dua kebudyaan ini dianggap sebagai du kebudayaan yang
mempunyai peradaban tinggi yang ada pada zaman itu. Herodotus merupakan tokoh
penting dalam historiografi Eropa kuno, karena berkat jasanya lah Eropa
mengenal tulisan. Maka dimulailah historiografi di Eropa
Mitologi merupakan awal Historiografi Eropa Kuno. Penulisan
sejarah mengalami perkembangan mulai dari bentuk lisan sampai berbentuk tulisan
manakala manusia telah mengenal tulisan. Pada mulanya penulisan sangat
dipengaruhi oleh bentuk lisan dan biasanya dalam bentuk syair atau puisi.
Namun, diantara keduanya terdapat perbedaan yaitu tradisi lisan lebih bersifat
mitos, emosi, epos dan fiksi. Pada tradisi tulisan mulai berkembang kea rah
lebih historis, rational dan factual.
Historiografi Eropa Kuno dipelopori oleh Herodotus dalam
bentuk logographoi yang kemudian dikenal dalam bentuk prosa. Perubahan bentuk
dari puisi ke prosa ini membuat Herodotus menjadi Bapak Sejarah. Bentuk
penulisan logographoi dapat mengubah tradisi yang ada yaitu dari mistis menjadi
bentuk rasional.([1])
Ø Tokoh-tokoh Historiografi Eropa Kuno
:
- Herodotus sebagai Bapak Sejarah.
- Thucydides (456-396 SM) sebagai bapak Sejarah Kritis.
- Polybus (198-117 SM)
- Titus Livyus (59SM-17 M).
Dilahirkan pada tahun 59 SM di Padua Romawi. Pada mulanya ia
bekerja pada Dinas Militer, tetapi kemudian keluar dan menjadi pengarang. Ia
merupakan orang pertama yang menggunakan Imginasi dalam karya-karyanya dan
tekanannya pada sejarah yang komprehensif.
Ø Hasil Karya Historiografi Eropa Kuno
a.
Perang
Persia. Merupakan karya pertama kali Herodotus yang menggunakan unsur Kajian Ilmiah
dalam dunia Ilmu Sejarah. Memuat berisi kebudayaan Yunani.
b.
Perang
Peloponesia (431-404 SM). Merupakan karya Thucydides yang memuat kisah sejarah pada
lingkup bidang politik. Karya ini memberikan sumbangan terhadap historiografi
dalam bidang kritik sumber dan metode sejarah. Maka lahirlah Sejarah Kritis.
c.
History
of Rome. Isinya menggambarkan kebesaran Romawi, termasuk di dalamnya kehidupan
rakyat kecil, kekejaman para mandor terhadap pekerja. Dasar-dasar hukum Romawi,
proses perkembangan pemerintahan, perkembangan teori politik dan moral serta
hubungan antar tradisi.
Dari karya-karya tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kebudayaan zaman Yunani dan Romawi adalah merupakan kebudayaan klasik yang
menjadi akar kebudayaan Eropa. Antara kebudayaan Yunani dan Romawi mempunyai
hubungan yang erat. Perbedaan antara Yunani dan Romawi adalah sebagai berikut.
Kebudayaan Yunani
|
Kebudayaan Romawi
|
Negara
kota (City State)
|
Dalam
perkembangannya lebih mengutamakan unsure fisik untuk mendukung imperium yang
besar.
|
Masyarakatnya
pengusaha dan pedagang sehingga hidupnya makmur
|
Tata
Negara yang baik, teraur, militer kuat dan hukum yang berwibawa
|
Adanya
kebudayaan sehingga melahirkan kreatifitas seni dan kebebasan berfikir dan
kebudayaan berkembang dengan bebas.
|
System
politik yang kuat dan efisien
|
Akibatnya
kebudayaan Rokhaniah lebih tinggi/menonjol
|
Akibatnya
kebudayaan yang lebih unggul di bidang fisik
|
Namun demikian banyak pemuda-pemuda Romawi yang dididik oleh
orang-orang Yunani dalam rangka mempersiapkan generasi mudanya. Oleh karena
itu, di bidang historiografi di Negara Yunani lebih bebas menentukan
tema-temanya (Herodotus dan Thucydides), sedangkan historiografi Romawi banyak
dipengaruhi oleh kebudayaan dan system pemerintahan yang berlaku. Umumnya
bersifat Heroik/patriotik dengan menunjukan kegemilangan Imperium Romawi.
BIOGRAFI HERODOTUS
Herodotus bapak sejarah, digambarkan oleh Cicero
sebagai ‘bapak sejarah’. Meskipun dianggap sebagai ‘bapak sejarah’, tulisan
Herodotus berisi lebih sebagai deskripsi tentang peristiwa baik yang dilihatnya
sendiri atau mengumpulkan dari sumber yang dia anggap terpercaya. Herodotus
bepergian ke berbagai tempat untuk mengumpulkan informasi tangan pertama
tentang berbagai peristiwa. Dia juga mengatakan,“Merupakan tugas saya untuk
mengulangi apa yang dikatakan, tapi jangan pernah langsung percaya dengan apa
yang saya tulis tanpa syarat, pernyataan ini berlaku untuk semua karya saya.”
Dia tampaknya telah lebih awal membentuk resolusi menulis
sebuah karya sejarah dalam skala
panjang, dan dengan pandangan
tersebut ia bertekad untuk mengetahui dengan mata kepalanya tentang masa lalu.
Hal itu dibuktikannya dengan mendatangi beberapa Negara terpencil.
Kemudian ia mengabdikan perhatian
khusus ke Mesir, yang pada waktu itu sedikit diketahui,
bahwa ia selanjutnya mengunjungi Palestina dan
Phoenicia, dan akhirnya menembus sejauh timur seperti Babel dan Susa. Kita juga
diberitahu bahwa ia berlayar
melalui Hellespont ke Laut
Hitam, dan mengunjungi semua negara terletak di pantainya. Setelah kembali,
ia tampaknya telah tinggal
selama beberapa waktu di Athena. Dia kemudian
mundur ke Thurii, di Italia, ke mana banyak
dari sesama warga telah berlangsung. Di sini, kemungkinan
besar, ia menulis karya-nya
yang abadi, dalam penurunan hidupnya. Menurut Suidas,
ia meninggal dan dimakamkan di Thurii sekitar 418
SM
Herodotus lahir sekitar tahun 484 SM di
Halicarnassus. Sebagai sebuah kota utama yang terletak dekat Asia Kecil,
Halicarnassus kemudian diperintah oleh Ratu Artemisia. Ratu Artemisia merupakan
pengikut Raja Persia Xerxes dan telah berperang bersama dalam pertempuran laut
Salemis. Tidak banyak yang diketahui tentang masa kecilnya. Riwayat tentang
Herodotus baru diketahui saat dia mulai beranjak dewasa. Sepeninggal Ratu
Artemisia, cucunya yang bernama Lygdamis ganti memerintah. Dia merupakan
seorang tiran sehingga tidak disukai oleh rakyatnya.
Herodotus muda dan pamannya Panyasis, yang
adalah seorang penyair, terlibat dalam plot gagal untuk menggulingkan Lygdamis.
Kegagalan ini berujung pada penangkapan dan eksekusi Panyasis. Herodotus
berhasil melarikan diri dan mencari perlindungan di kota tetangga Samos. Di
Samos, Herodotus tinggal selama delapan tahun sambil mempelajar dialek Ionic
yang digunakannya saat menulis karya-karyanya di masa depan. Setelah Lygdamis
digulingkan, Herodotus kembali ke Halicarnassus namun ternyata tetap tidak
diinginkan oleh penguasa baru sehingga memaksanya sekali lagi meninggalkan kota
kelahirannya tersebut.
Herodotus kini menuju ke Athena, kota yang
sedang mencapai puncak budaya, dan dengan cepat segera merasa nyaman. Di
Athena, Herodotus bercerita tentang pengalamannya dengan Lygdamis di
Halicarnassus kepada sejawat cendekiawan dan akhirnya diberikan tunjangan untuk
menopang hidup sehari-hari. Tempat-tempat yang pernah dikunjungi Herodotus
diantaranya adalah Mesir, Babilonia, Susa, Ecbatana, Krimea, Georgia, Tirus,
Suriah, Thrace, Kirene, Libya, dan seluruh Yunani.
Buku yang ditulis Herodotus berisi tentang
kekhasan geografis tempat yang dikunjunginya, hewan dan tumbuhan dari daerah
tersebut, karakteristik khusus dari orang-orang yang tinggal di dalamnya,
politik, sosial, dan budaya, serta kisah-kisah dan legenda yang hidup di
dalamnya. Sejumlah pandangan subyektif dan unsur moral dalam tulisan-tulisan
Herodotus jelas tidak dapat dihindari mengingat dia menulis dari perspektifnya
sendiri dan sering mengambil peradaban Yunani sebagai standar untuk menilai
peradaban lain.
Sekitar 444 SM, orang Athena mendirikan
koloni baru bernama Thurii di Italia selatan. Tempat tersebut menjadi pertemuan
internasional dan warga terkemuka dari semua bangsa beradab. Herodotus lantas
tianggal di Thurii untuk sementara waktu, untuk akhirnya memutuskan kembali ke
Athena pada tahun 432 SM. Herodotus meninggal di Athena antara tahun 426 hingga
415 SM
DAFTAR PUSTAKA
Anggar
Kaswati, 1998, Metodelogi Sejarah dan Historiografi, Yogyakarta: Beta
Offset.
Kuntowijoyo. 2005. “Pengantar Ilmu Sejarah”. Yogyakarta: Bentang Pustaka
Miriam,Budiardjo. 2008. “Dasar-Dasar Ilmu Politik”. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama
http://sejarah.kompasiana.com/2010/08/21/historiografi-eropa-kuno-233997.html
“Diunduh pada (Pukul.02.36 wib)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar